Minggu, 18 Juni 2017

Mensiasati Kenaikan Harga–harga Saat Gaji Tidak Naik

"Mensiasati kenaikan harga–harga ketika gaji tidak naik"

Mensiasati Kenaikan Harga–harga Saat Gaji Tidak Naik
Setiap tahun kita  mengalami kenaikan harga-harga, mulai dari sembako hingga barang kebutuhan sehari-hari lainnya menyerupai susu, pasta gigi, sabun, mi instant. Bahkan baju, sepatu, dan kosmetik. semuanya merambat naik. Belum lagi kenaikan tarif telpon, listrik, air, transportasi, yang  semakin membuat pengeluaran Anda membengkak. Jangan lupa lho, biaya pendidikan belum dewasa berikut buku-buku pelajaran sekolahnya juga rajin sekali naik tiap tahunnya. Masalahnya, belum tentu kenaikan harga-harga ini selalu diimbangi dengan kenaikan penghasilan kita, bahkan tidak jarang yang terjadi ialah sebaliknya. Situasi menyerupai ini seringkali membuat kita frustasi, namun jangan hingga patah semangat, karena ada semacam berkah tersenbunyi, bahwa kondisi demikian paling tidak membuat perilaku konsumsi menjadi lebih rasional, sehingga langkah-langkah pengehematan yang diambil tidak akan menjadi siksaan karena bisa disiasati dengan tepat.

Kenaikan harga barang-barang dan jasa yang biasa kita kenal dengan inflasi, memang menjadi salah satu biang keladi mengapa penghasilan rasanya tidak pernah cukup. Kondisi ini bahkan bisa jadi lebih parah lagi mengingat betapa beratnya biaya hidup yang harus kita tanggung jikalau harga-harga naik terus sementara penghasilan kita belum naik. Ada beberapa akhir keuangan yang perlu Anda waspadai akhir kondisi ini, antara lain :

- Membengkaknya pengeluaran rumah tangga. Akibatnya jikalau penghasilan tidak naik, ada kebutuhan rumah tangga yang tidak bisa dipenuhi, atau tidak bisa lagi dipenuhi dalam jumlah yang sama. Misalnya untuk memenuhi kecukupan gizi keluarga maka Anda menganggarkan Rp 1 juta perbulan untuk membeli bahan  makanan. Dengan kenaikan harga sedangkan budget belanja tetap sama, balasannya Anda hanya bisa membeli lebih sedikit materi makanan. Masalahnya apakah nanti akan berdampak buruk terhadap kecukupan gizi keluarga atau tidak?

- Berkurangnya kemampuan untuk berinvestasi dan kemampuan membayar hutang. Kemungkinan terpakainya setoran investasi yang seharusnya digunakan utnuk mempersiapkan dana pendidikan anak, pensiun, membeli rumah, membayar premi asuransi, dan lain-lain. Juga kemungkinan terpakainya cicilan hutang karena terpakai untuk memenuhi kekurangan anggaran belanja rumah tangga yang membengkak gar-gara kenaikan harga. Akibatnya tujuan keuangan keluarga Anda bisa tidak tercapai dan cicilan hutang juga terganggu karena menurunnya kemampuan untuk berinvesatsi dan membayar hutang tadi.

Mau tidak mau lonjakan harga-harga yang tidak diimbangi dengan naiknya pendapatan, membuat kita harus melaksanakan penyesuain gaya hidup menjadi lebih rasional. Terpangkasnya pengeluaran membuat kita berpikir berkali-kali setiap kali membeli suatu barang. Barang kebutuhan pokok menjadi prioritas, sementara pembelanjaan yang sifatnya spontan harus ditunjau ulang. Walaupun penghematan tidak menyenangkan, namun asal kita menyiasatinya dengan sempurna tidak maka langkah-langkah penghematan ialah cara yang efektif utnuk mengatasinya, antara lain :

1. Cobalah mengendalikan hasrat atau keinginan, bedakan antara impian dan kebutuhan. Berbelanjalah berdasarkan kebutuhan Anda dan perhitungkan mana kebutuhan pokok yang mutlak dan mana kebutuhan realistis yang masih bisa diubahsuaikan anggarannya.

2. Kurangi frekuensi bepergian ke sentra perbelanjaan. Buatlah daftar kebutuhan terlebih dahulu, dan berbelanja barang yang hanya terdapat dalam daftar belanja. Mungkin tidak perlu selalu mengajak si kecil ikut berbelanja, usahakan semoga eksklusif menuju rak atau counter yang sudah direncanakan.

3. Cobalah lebih memperhatikan aneka macam cara menghindari sakit semoga bisa menhindari mahalnya biaya kesehatan, misalnya menghindari stress, karena bayak penyakit yang terpicu oleh gagguan psikis. Terapkan teladan makanana sehat, juga lakukan olahraga secara rutin untuk meningkatkan kebugaran badan tanpa pertolongan suplemen.

4. Lakukan seni administrasi meminimalkan beban rekening listrik, telpon, dan air. Misalnya gunakan alat listrik berdaya rendah dan hematlah penggunaanya. Terapkan juga cara-cara pengehematan telpon biasa dan pulsa HP, misalnya biasakan membicarakan hanya hal-hal penting ditelpon, menggunakan kartu pra bayar, kurangi acara chatting di internet. Iritlah  juga dalam penggunaan air, jadwalkan penggunaan pompa listrik, gunakan air 1–2 bejana untuk basuh mobil, karena selang air membuat air bersih  banyak terbuang.

5. Jangan jadikan gengsi sebagai prioritas dalam berbelanja. Keterbatasan anggaran membuat perbaikan perilaku pembelanjaan semakain penting. Mungkin tidak ada anggran lagi untuk membeli pakaian, sepatu, atau  asesoris bermerk, juga gonti-ganti hanphone atau PDA hanya sekedar menjaga gengsi. Terapkanlah kiat-kiat merawat barang- barnag yang sudah kita milki semoga bisa tampil rapi dan hemat biaya. 

Melakukan penghematan dengan sedikit menyesuaikan gaya hidup dan teladan pembelanjaan tidak sulit bukan? Masih banyak sekali ide-ide penghematan dalam rangka mensiasati kenaikan harga sat gaji tidak bertambah. Dengan sedikit kreatifitas dan kerjasama seluruh anggota keluarag maka penghematan bisa membatu Anda menyeleseaikan problem ini dalam jangka pendek, sambil secara pelan-pelan dalam jangka panjang Anda melaksanakan usaha-usaha menambah penghasilan.



Mensiasati Kenaikan Harga–harga Saat Gaji Tidak Naik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Anonim