Kamis, 25 Mei 2017

(Tanya Jawab) Investasi Saat Suku Bunga Naik

"Investasi dikala suku bunga naik"

Investasi Saat Suku Bunga Naik

Saya telah mencairkan reksa dana karena merugi terus, kemudian saya pindahkan ke tabungan. Saat ini dananya disimpan di tabungan dengan total Rp 635 juta Saya ingin mendapat keuntungan yang maksimal dari menyimpan uang di bank, alasannya yakni suku bunganya sedang naik terus. Namun apakah bijjaksana menyimpan semua uang di tabungan? Bagaimana saran Anda.

Jawab :

Menyimpan uang di tabungan memang sangat fleksible, Anda dapat menarik dananya kapan saja tanpa harus takut kena penalty. Tabungan juga tidak membuat Anda kehilangan nilai pokok investasi, pendapatan bunga yang diakumulasi akan membuat dana Anda berkembang. Begitu pula dengan deposito, mungkin tinggal duduk perkara jangka waktu penempatan yang sedikit mengganggu Anda. Penempatan uang di deposito memang mensyaratkan jangka waktu tertentu. Jika dicairkan sebelum waktunya ada biaya penalty. Kompensasi dari ketidakluwesan deposito ini yakni bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan. Bahkan semakin panjang jangka waktu depositonya bunga yang diberikan juga semakin tinggi. Contohnya pada dikala ini suku bunga produk simpanan bank untuk tabungan adalah. Sedangakn bunga deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.

Jika kita amati kondisi dikala ini animo suku bunga bank pemerintah mauapun bank swasta cenderung naik mengikuti kebijakan tingkat suku bunga Bank Indonesia. Belum dapat dipastikan kapan animo kenaikan suku bunga ini akan berhenti. Yang pasti begitu suku bunga berhenti naik. Pilihannya cuma ada dua, membisu di daerah atau turun. Kalau begitu bagaimana memanfaatkan kenaikan suku bunga ini dalam berinvestasi? Khusus untuk investasi pada produk yang menyampaikan hasil berupa bunga maka pilihlah yang tidak mempunyai jangka waktu atau jangka waktu yang paling pendek. Sehingga tiap kali suku bunga berubah naik maka secara otomatis semakin tinggi pula bunga yang Anda terima. Tabungan harian tanpa jangka waktu menjadi alternatif simpanan yang paling fleksibel, Suku bunga tabungan tidak dipatok pada jangka waktu tertentu, begitu ada kenaikan bunga maka bunga tabungan juga diubahsuaikan kenaikannya. Deposito sedikit berbeda, alasannya yakni ada suku bunga yang dipatok sejumlah tertentu sesuai jangka waktunya. Alhasil kalau terjadi kenaikan  suku bunga sedangkan deposito Anda belum jatuh tempo, maka perhitungan bunganya tidak mengikuti kenaikan suku bunga yang terjadi. Namun mengikuti ketentuan bunga sesuai perjanjian sebelumnya.

Kesimpulannya kalau Anda lebih mengutamakan likuiditas maka tabungan harian lebih cocok dibandingkan deposito. Sebaliknya kalau dananya belum akan digunakan untuk keperluan apapun dalam jangka waktu minimal setahun ke depan maka deposito lebih cocok karena menyampaikan return lebih tinggi dari tabungan. Namun mempertimbangkan animo kenaikan suku bunga, pilihlah jangka waktu deposito yang paling pendek menyerupai 1 bulanan. Sehingga tiap bulan Anda dikala jatuh tempo, penempatan kembali depositonya akan mengikuti kenaikan suku bunga terbaru. Keuntungan ini tentunya sulit diaplikasikan pada deposito 3,6 atau 12 bulan. Begitulah cara memanfaatkan kenaikan suku bunga, tidak sulit bukan? 

Namun jangan bangga dulu, walaupun kenaikan suku bunga bank membuat Anda senang, ada ancaman inflasi yang harus kita waspadai. Kembali lagi kalau kita perhatikan tingkat inflasi dikala ini juga tidak kalah tinggi dengan suku bunga bank. Data statistik terakhir menyatakan tingkat inflasi % pertahun. Jika dibandingkan dengan tabungan dan deposito selisihnya sedikit. Belum lagi kalau memperhitungkan pajak dan biaya administrasi, Artinya investasi di tabungan dan deposito mampu tergerus inflasi, bahkan minus. Karena itu kalau menginginkan hasil investasi yang maksimal tempatkan dana Anda pada produk investasi dengan return diatas inflasi.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan yakni kenyataan bahwa  bank-bank dikala ini berlomba menaikkan bunga dan memperlihatkan pelbagai iming-iming hadiah. Deposan yang punya dana besar menyerupai Anda berpeluang mendapat tarif khusus dan perlakuan khusus pula. Padahal memberi bunga cukup tinggi tentu saja besar lengan berkuasa pada beban cost of fund dari bank. Pasalnya ongkos untuk menyampaikan bunganya juga lebih besar, terutama untuk deposito. Adu iming-iming bunga plus hadiah mampu menjerumuskan urusan ekonomi perbankan sendiri. Nasabah semakain menuntut bunga tinggi juga hadiahnya, alhasil  bank dengan modal kecil tentu kewalahan.

Berangkat dari sini maka menaruh semua uang kita di bank mampu jadi bukan tindakan yang paling bijaksana. Lagi pula sesuai dengan pemikiran investasi “Jangan taruh semua telur Anda dalam satu keranjang”. Bayangkan saja kalau seluruh uang Anda disimpan di tabungan dan deposito, padahal returnnya tergerus inflasi. Akibatnya keseluruhan dana Anda secara riil tidak berkembang. Tetapi kalau dibagi-bagi ke tabungan, deposito, reksa dana, emas, property atau dolar maka keselurahan dana Anda tdiak semuanya tergerus inflasi bukan? Sebab invesatsi dalam bentuk reksa dana, emas, property atau dolar berpotensi menyampaikan hasil lebih tinggi disbanding tingkat inflasi.

Saran saya biar Anda melaksanakan diversifikasi, yaitu seni manajemen untuk menyebar risiko investasi. Intinya kombinasikan penempatan dana Anda di beberapa produk investasi dengan risiko yang berbeda. Sehingga kelemahan di salah satu produk investasi dapat dicover dengan kelebihan pada produk investasi yang lain. Misalnya selain di tempatkan di tabungan dan deposito dengan bagan diatas, bagi-bagilah penempatan dana Anda ke daerah lain menyerupai reksa dana pasar uang, emas atau property. Terakhir harus juga dipahami bahwa semakin tinggi return suatu produk investais semakin tinggi pula risikonya. Karena itu pemilihan produk investasinya tentunya harus diubahsuaikan dengan toleransi Anda terhadap risiko investasi



(Tanya Jawab) Investasi Saat Suku Bunga Naik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Anonim