"Mengatasi sifat boros anak"
Halo mbak Mike,
Anak gadis kami yang berumur 15 tahun senang sekali memakai pakaian dengan merek terkenal yang tentunya harus dibeli dengan harga tinggi dan bila saya tidak mengabulkan keinginannya tersebut, beliau pasti marah.
Mungkin sesekali kami mampu mengabulkan keinginannya tersebut, tapi saya ingin membantu anak saya untuk lebih mengerti bagaimana menyesuaikan cita-cita dan daya belinya. Sebaiknya bagaimana mbak?
Vita Suryati. Jakarta Selatan
Jawab :
Halo bu Vita,
Anak dewasa putri pada usia 15 memang sedang sangat memperhatikan penampilannya. Mengikuti musim mode pakaian yang sedang in sudah menjadi kebutuhannya, rasanya tidak mungkin mampu diterima pergaulan kalau penampilan gak baiklah atau ketinggalan jaman. Termasuk juga peraturan tidak tertulis dikalangan dewasa mengenai keharusan mengenakan pakaian bermerek terkenal dan mahal. Mungkin tidak semua pakaiannya harus bermerek, dan tidak selalu setiap hari harus memakai pakaian bermerek. Tapi paling tidak sesekali harus mampu tampil dengan asesoris, sepatu, pakaian, tas merek terkenal sudah cukup untuk mampu di cap sebagai “ anak gaul”. Itulah alasan yang terpenting dari semua pemaksaan putri Anda untuk membelikannya pakaian merek terkenal dan mahal. Hal ini terjadi pada dewasa siapapun dan dimanapun
Kitapun demikian pada masa dewasa mengalami hal yang sama dialami putri Anda. Bahkan kalau mau jujur hingga sekarangpun kita masih sangat senang sekali memakai pakaian dengan merek terkenal dan mahal. Makara kalau kita senang mampu memakai pakaian mahal, mengapa putri kita tidak boleh? Mungkinkah alasan kita melarang anak memiliki pakaian mahal yaitu karena kita ngeri melihat betapa miripnya beliau dengan diri kita sendiri dalam hal pemborosan. Karena itu bila sudah menyangkut problem bagaimana mengajarkan nilai uang kepada anak, penting sekali kita sebagai orang bau tanah mampu menempatkan diri dan memahami sudut pandang seorang anak terhadap uang.
Anak-anak boleh jadi tidak peduli dengan uang orang tua, mereka tidak hentinya memaksa orang bau tanah untuk mengeluarkan lebih banyak lagi atau membeli lebih banyak barang yang lebih mahal untuk mereka. Lagipula mengapa mereka harus perduli, toh itu bukan uang mereka? Yang sangat perduli yaitu orang tua, alasannya yaitu uang itu yaitu uang mereka. Tetapi bila menyangkut uang milik mereka sendiri belum dewasa akan sama dengan orang bau tanah dimana mereka akan lebih berhati-hati dengan uangnya.
Bukan berarti semua diperbolehkan. Selama masih dalam batas perilaku yang dibolehkan, anak sebaiknya diperbolehkan untuk mengambil keputusan sendiri dan Anda mungkin mampu menyampaikan saran berdasarkan pengalaman terhadap keputusannya. Anak-anak yang tidak memilki kontrol atas uang mereka sendiri tidak punya alasan untuk tidak meminta uang dan akan segera menghamburkan uang yang mereka dapatkan.
Karena itu sangat sulit mengajarkan prinsip ekonomi yang sederhana kepada belum dewasa yaitu mengenai cita-cita dan daya beli bila mereka bahkan tidak perduli terhadap uang. Cara yang lebih bijaksana yaitu dengan membuat anak terlebih dulu perduli terhadap uang dengan memberi tanggung jawab mengatur uangnya sendiri. Saran saya kepada bu Vita yaitu supaya mencoba memberi anggaran khusus untuk membeli pakaian gres setiap bulan atau setiap 2 bulan sekali. Jika selama ini putri Anda dibelikan baju tiap kali berbelanja ke mal atau pada waktu yang tidak tertentu, maka mulailah dengan membuat program belanja yang terpola dan dianggarkan dahulu.
Jika uang saku yang diberikan selama ini sudah pas untuk transport saja, maka untuk membeli pakaian gres buatlah anggaran tersendiri diluar uang sakunya. Anda mampu membuat kegiatan belanja pakain gres sesuai kegiatan yang ditentukan sejumlah anggaran tertentu yang dibatasi misalnya Rp 150.000,- perbulan. Beritahukanlah rencana anggaran belanja pakaian gres ini kepada putri Anda, dan katakan kepadanya bahwa beliau diperbolehkan membeli apapun yang disukainya sebulan sekali sebatas jumlah tersebut. Dengan membuat anggaran belanja khusus untuknya dan memberi hak untuk menggunakan sesuai keinginannya, maka beliau akan merasa uang tersebut yaitu miliknya. Dari situlah akan mulai timbul rasa memiliki juga rasa perduli, sehingga pemilihan akan digunakan untuk apa uang tersebut menjadi lebih berhati-hati, alasannya yaitu putri Anda yang memilihnya sendiri.
Memegang kendali atas uang mereka sendiri memaksa belum dewasa melawan dan menimbang cita-cita mereka yang sebenarya. Disinilah ketika yang sempurna kita mengajarkan prinsip ekonomi yang sederhana, yaitu bahwa kita sebaiknya hanya mampu membeli barang-barang yang memang kita sanggup membelinya. Dengan membuat anggaran terbatas juga mampu mengajarkan bagaimana cita-cita harus diadaptasi dengan daya beli. Hal ini juga membebaskan orang bau tanah dari keharusan tugas yang selalu menghakimi dan menasihati dalam problem keuangan keluarga. Jika putri Anda ingin membeli pakaian mahal bermerek, beliau tidak perlu meyakinkan Anda bahwa pembelian itu berguna, tetapi beliau harus meyakinkan dirinya sendiri. Dan bila beliau memutuskan untuk meminta pendapat Anda, beliau tahu pendapat Anda akan cukup adil. Sehingga pertanyaan yang harus dijawab anak Anda bukanlah “Bagaimana cara membujuk Anda untuk membayar pakaian ini?“ melainkan “Apakah pakaian ini ini benar-benar kuinginkan?”.
Salam sayang untuk putri Anda.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial