"Mengapa penghasilan tak pernah cukup?"
Namun kenaikan harga-harga bukanlah satu-satunya penyebab gaji yang tidak pernah cukup. Sebab ada juga orang yang merasa penghasilannya tidak pernah cukup, tidak perduli sudah berapa kali kenaikan gaji yang diterimanya. Mungkin Anda sendiri pernah mengalaminya, dimana pernah menarik ratusan atau puluhan tibu rupiah dari ATM kemudian menyimpannya di dompet dan tiba-tiba menyadari tidak berapa lama setelahnya uang Anda di dompet sudah hampir habis? Anda mungkin sudah tidak ingat lagi untuk apa saja uang itu dibelanjakan. Jika Anda berusaha mengingatnya, yah..kemungkinan besar paling-paling habis untuk beli majalah, koran, secangkir capucino, beli makanan kecil, atau rokok. Belanjaan kecil-kecil menyerupai tanpa disadari kalau kita kumpulkan jumlahnya besarnya juga. Padahal jikalau kita mengeluarkan uang setiap hari untuk belanjaan kecil, maka kalikan saja dengan jumlah hari dalam setahun. Saya yakin Anda akan terpukau melihat berapa besarnya jumlah yang Anda belanjakan untuk belanjaan kecil. Itu gres belanjaan kecil, belum lagi biaya berlangganan TV kabel, baju-baju yang Anda beli dikala diskon tapi belum sempat dipakai, iuran keanggotaan fitness, dan lain-lain. Rasanya semakin hari semakin sulit membedakan impian dan kebutuhan disebabkan tuntutan gaya hidup yang sulit dipuaskan.
Mengapa antara penghasilan dan pengeluaran kita seringkali menyerupai berlomba–lomba mengalahkan siapa yang paling besar? Padahal rasanya kita tidak pernah belanja berlebihan atau sengaja menghambur-hamburkan uang. Biasanya yang terjadi ialah dikala penghasilan kita bertambah maka kita terdorong untuk berbelanja lebih banyak lagi. Akibatya sama saja, berapapun kenaikan penghasilan kita selalu saja tidak pernah cukup. Nah, apa yang harus kita lakukan semoga seberapapun penghasilan yang kita miliki bisa mencukupi kebutuhan kita dan bisa membantu kita mencapai tujuan keuangan lainnya.
Kenali Penyebab Tidak Cukupnya Penghasilan Kita
Mari kita analisa dulu apa saja penyebabnya yang membuat penghasilan kita serasa tidak pernah cukup.
1. Kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi. Setiap tahun harga barang dan jasa-jasa mengalami kenaikan secara alamiah, yang bisa kita kenal dengan inflasi. Akibatnya dengan jumlah uang yang sama kita tidak lagi bisa menerima atau membeli barang dan jasa sebanyak sebelumnya, alasannya ialah nilai uang jadi menurun. Masalahnya jikalau penghasilan kita tetap atau jikalau kenaikan penghasilan kita tidak sebesar kenaikan harga barang dan jasa, sudah pasti penghasilan kita tidak cukup. Apalagi jikalau sudah didera inflasi ditambah lagi kebutuhan kita terhadap barang dan jasa terus meningkat namun penghasilan kita tidak bertambah, bisa-bisa kita mengalami penurunan kesejahteraan hidup.
2. Menganut gaya hidup di luar kemampuan finansial, merupakan sumber dari hampir seluruh duduk perkara keuangan keluarga. Penyebab utama defisit biasanya dipicu sifat boros sehingga membuat kita belanja diluar anggaran. Selain itu kita juga perlu waspadai beberapa pos pengeluaran yang sering jumlahnya terlalu besar menyerupai tagihan telpon, busana & aksesoris barang-barang elektronik, hadiah dan sumbangan. Percaya atau tidak, kebanyakan dari pengeluaran itu bersama-sama tidak wajib. Misalnya, ngobrol di telpon selain tidak wajib juga bisa membuat tagihan telpon membengkak. Beli baju gres tidak harus sebulan sekali, mungkin bisa 2 bulan sekali.
3. Hutang dengan sistem bunga berbunga. Tagihan kartu kredit yang dibayar minimal saja akan membuat tagihan kita membengkak. Belum lagi kalau kita terlambat membayarnya, sudah pasti terkena biaya keterlambatan. Barang kreditan dengan cicilan ringan juga terkadang membuat kita terlena, tanpa disadari pengeluaran bulanan jadi besar karena terlalu banyak mengambil barang kreditan. Begitu juga dengan cicilan bulanan hutang jangka panjang menyerupai kredit rumah atau mobil. Dengan maksud ingin buru-buru secepatnya melunasi hutang, maka orang seringkali memaksa mengambil jangka waktu kredit yang pendek namun cicilannya besar. Padahal jikalau total cicilan hutang bulanan terlalu besar, kesudahannya penghasilan kita mungkin tidak cukup untuk membayar kebutuhan rumah tangga lainnya.
4. Pengeluaran tak bersiklus Belum lagi kalau ada saudara akrab yang pinjam uang, tunjangan uang untuk perkawinan, atau membelikan hadiah untuk seseorang yang berulang tahun, walaupun sesekali namun nampaknya karena budaya hubungan kita akrab ditambah lagi teman-teman Anda juga banyak mau tidak mau setiap bulan tanpa direncanakan harus keluar uang untuk ini.
Jurus Ampuh Agar Penghasilan Kita Cukup
Setelah mengenal banyak sekali penyebab tidak cukupnya penghasilan kita, maka saatnyalah kita mencari obat penyembuhnya. Tiga jurus ampuh berikut ini bisa di praktekkan untuk mengatasi penghasilan yang tidak pernah cukup dan lebih dari itu bisa juga membantu Anda membuatkan dan menambah harta kekayaan Anda.
Jurus Ampuh 1 : Mulailah Kebiasaan Berinvestasi.
Tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk mengalahkan inflasi, karena inflasi terjadi secara alami dan di luar kemauan kita. Inflasi selain bisa membuat kita defisit, juga bisa menggerogoti harta kekayaan kita jikalau tidak membuatnya berkembang biak ke dalam produk investasi yang returnnya lebih tinggi dari asumsi tingkat bunga inflasi. Karena itu milikilah anggaran untuk investasi semoga hasil keuntungan hasil investasi bisa menambah penghasilan kita. Mulailah dengan menghidupkan kebiasaan menabung sebesar minimal 10% dari penghasilan kita dan terus ditingkatkan jumlahnya sejalan dengan kenaikan penghasilan kita dan biasakanlah membayar tabungan kita dahulu sebelum membayar keperluan lainnya.
Jurus Ampuh 2 : Biasakan Untuk Membuat Anggaran Belanja Bulanan.
Tidak peduli berapapun penghasilan kita baik besar maupun kecil, memiliki anggaran belanja bulanan sangat penting karena akan membuat pengeluaran kita lebih terkendali. Kuncinya ialah membuat anggaran pengeluaran lebih kecil dari penghasilan dan biasakan berbelanja hanya sebesar jumlah yang sudah dianggarkan saja. Dengan mematuhi anggaran yang kita buat sendiri, kita tetap bisa berbelanja tanpa mengalami defisit. Dengan anggaran juga kita bisa memilah mana pos pengeluaran wajib dan mana yang tidak wajib. Tidak perlu menghilangkan pengeluaran tidak wajib jikalau tidak mau, namun karena tidak wajib kita bisa lebih leluasa untuk menguranginya. Karena itu belajarlah untuk membedakan mana pengeluran yang wajib, mana yang tidak wajib, mana impian dan mana kebutuhan.
Jurus Ampuh 3 : Batasi Cicilan Hutang Bulanan.
Kewajiban cicilan hutang bulanan menyerupai cicilan rumah, cicilan mobil, cicilan barang kreditan, dan cicilan hutang kartu kredit, jikalau di total semuanya sebaiknya tidak melebihi 30 % dari penghasilan bulanan. Dengan demikian 70% sisanya dari penghasilan kita dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup lainnya dan juga investasi. Semakin kecil porsi hutang kita (kurang dari 30%), maka akan semakin besar sisa penghasilan bulanan yang menganggur yang bisa dimasukkan ke investasi, sehingga akan semakin baik pula kondisi keuangan kita.
Jurus Ampuh ke 4 : Miliki Dana Cadangan.
Untuk mengatasi pengeluaran yang tidak terduga dan tidak terencana, sebaiknya memang tidak mengambil dari gaji rutin Anda. Sebab gaji rutin memang diperuntukkan untuk pengeluaran yang rutin juga. Sedangkan untuk pengeluaran rutin, sebaiknya diambil dari Dana Cadangan. Dana cadangan ini bisa berbentuk sejumlah uang yang Anda simpan direkening di bank, sehingga Anda bisa mengambilnya dengan cepat dikala terjadi keperluan mendadak. Bentuklah dana cadangan minimal tiga kali pengeluaran Anda perbulan. Namun jikalau penghasilan Anda tidak rutin atau penghasilan anda belum stabil maka sebaiknya dana cadangan yang dibentuk lebih besar lagi, misalnya 6 kali pengeluaran keluarga per bulan. Jika dikala ini Anda sudah memiliki sejumlah dana tertentu sesuai dengan kebutuhan jumlah minimal Dana Cadangan maka pisahkan dana ini ke dalam sebuah rekening tersendiri. Jika Anda sama sekali tidak mempunyai simpanan uang tunai, maka segeralah berusaha menyisihkan minimal 10% secara rutin setiap bulannya dari gaji Anda. Jika sudah tercapai sejumlah Dana Cadangan yang ditargetkan, maka Anda bisa berhenti membentuk Dana Cadangan, dan acara setoran rutin tabungan tadi bisa dialihkan ke dalam produk investasi yang returnnya lebih tinggi. Jika sewaktu-waktu Dana Cadangan terpakai, maka segeralah isi kembali, hingga sejumlah target Dana Cadangan nya tercapai.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial