"Hemat atau pelit ya?"
Quiz Antara Hemat Dan Pelit
Coba anda jawab pertanyaan ini untuk mengetahui apakah anda termasuk tipe pembelanja yang hemat atau sesungguhnya pelit. ”Mobil anda jadinya benar-benar rusak, sudah tidak bisa dipakai lagi. Apa yang akan anda lakukan ?” :
A. Mulai mencari aneka macam model kendaraan beroda empat yang sesuai dengan kebutuhan dan budget anda dan membandingkan kelebihan dan kekurangannya satu sama lain. Ketika sudah menjatuhkan pilihan, anda berusaha mencari penawaran harga kendaraan beroda empat dan pembiayaan terbaik.
B. Mencari kendaraan beroda empat seken yang masih bergaransi dengan indikator kilometer terpendek, sehingga tidak perlu keluar banyak uang untuk mengendarai kendaraan beroda empat baru.
C. Bersepeda atau naik bis, walaupun menyulitkan mobilitas anda dan sesungguhnya anda bisa membeli mobil.
Jawaban yang anda pilih bisa mengindikasikan kadar kecenderungan sikap hemat maupun sikap pelit seseorang. Jika anda memilih tanggapan A, artinya Anda cukup cermat mengatur uang dan anda besar hati dengan hal itu. Sementara kalau anda memilih tanggapan B, maka untuk hal tertentu Anda berhemat sedikit lebih banyak dari yang seharusnya, tetapi secara umum tidak pelit. Nah kalau anda memilih tanggapan C, nampaknya Anda memiliki alasan yang benar-benar berpengaruh sehingga mau melewati batas kenyamanan, hati-hati anda bisa dicap pelit!
Pelit = Hemat Atau Terlalu Hemat
Kata orang antara hemat dan pelit bedanya tipis sekali. Walaupun penghematan bertujuan baik, beliau dengan mudahnya menjelma ”terlalu hemat” yang berujung kekikiran dengan segala keburukannya. Namun ini sangat tergantung dari bagaimana penghematan yang anda lakukan membawa dampak baik atau buruk pada orang lain. Hemat atau pelit terkadang juga tergantung pada bagaimana kita memandangnya. Misalnya pandangan skeptis menyatakan bahwa pelit sesungguhnya sebutan untuk orang hemat, apalagi kalau perilakunya tersebut kurang disukai atau berlawanan dengan kebiasaan umum, orang-orang disekitarnya atau lingkungannya. Meskipun begitu pada dasarnya sikap hemat bisa jadi dan seringkali menjadi sebuah kebajikan, alasannya yakni menjaga anda untuk bersikap hati-hati dan tidak boros dengan uang anda. Kekikiran yakni sifat buruk, dan menghembuskan unsur jahat. Kata pelit sendiri “ menyiratkan menandakan kurangnya kedermawanan”. Pelit seringkali meminta atau menyimpan untuk kepentingan diri sendiri ketika kebanyakan orang justru terdorong untuk memberi.
Hemat, Kedermawanan Dan Anggaran
Sifat pelit tidak pernah menjadi urusan diri sendiri tanpa membawa dampak pada lingkunganya. Garis besarnya begini “Hemat yakni tindakan-tindakan yang perlu saya lakukan untuk memiliki gaya hidup sesuai dengan kemampuan saya, sedangkan kikir yakni memaksa orang lain untuk mengikuti penghematan ala saya.”
Kalau kita amati tindakan-tindakan kekikiran yang dilakukan oleh orang yang pelit seringkali terbukti merugikan orang lain. Seseorang yang kikir bisa pingsan kalau harus menawarkan tips kepada pelayan, berusaha keras mengembalikan barang-barang yang dibelinya setelah memakainya dan hobinya mengingatkan orang pada sedekah yang telah ia berikan. Dia melaksanakan segala sesuatu untuk menerima sebanyak-banyaknya dan orang lain yang membayarnya. Kalaupun bersedekah beliau memastikan orang lain mengingatnya!
Tak bisa dipungkiri, dorongan untuk berhemat bisa ditunggangi dengan kekikiran. Untuk mencegahnya masukkanlah penghematan dan kedermawan ke dalam budget anda. Syaratnya yakni dengan melaksanakan prioritas penggunaan uang biar total pembelanjaan tidak lebih dari penghasilan kita, inilah konsep berhemat yang sesungguhnya. Dengan prioritas, kita menyaring apa yang perlu kita bayar dan mana yang kita tinggalkan. Termasuk anggaran bersedekah sekalipun perlu di anggarkan. Sebab nyaris tidak mungkin bagi anda untuk mendermakan semua uang anda. Tinggal anda memilih kedermawanan dalam bentuk apa, berapa jumlahnya dan kepada siapa. Makara bukannya pelit, hanya memilih beberapa tindakan kedermawanan saja.
Hemat atau Pelit Adalah Sebuah Pilihan
Saat seseorang menuduh anda pelit, atau anda sendiri merasa ragu apakah anda memang benar ibarat yang dituduhkan. Yang harus anda pahami yakni bahwa pada dasarnya segala sesuatu memiliki definisi. Karena itu ada garis yang terang yang membatasi antara melaksanakan penghematan dengan pelit. Jika anda sulit menemukan batasan- batasan tersebut dua buah saran berikut ini mungkin bisa membantu anda :
1. Evaluasi konsep kedermawanan.
Ingat-ingat kembali kapan terakhir anda harus berbagi, beramal, atau menawarkan uang persenan/tip. Apa yang melatar belakanginya, apa yang mendorong anda melakukannya? Selami kembali perasaan anda dikala itu. Bagaimana dengan dikala ini, akankah anda melakukannya dengan cara yang berbeda? Jika anda dituntun oleh semangat kedermawanan, pilihan anda seharusnya sejalan dengan kata hati anda. Jika anda merasa gusar, tidak terima, bahkan nyaris naik darah dengan “konsep kedermawanan”, mungkin sudah saatnya anda mencari tanggapan mengapa anda merasa demikian, kepada apa atau kepada siapa sesungguhnya anda tujukan penolakan tersebut.
2. Buat perbandingan keadilan.
Sudahkah saya berlaku adil? Apakah anda memperlakukan orang lain sejalan dengan ibarat apa anda ingin diperlakukan? Atau apakah anda melaksanakan sesuatu kepada orang lain yang anda sendiri tidak ingin diperlakukan ibarat itu? Apakah orang lain terpaksa harus membayar sementara anda yang mendapat manfaatnya?
Anggaran dan ke dua buah saran diatas mudah-mudah dapat membantu anda membangun konsep penghematan dan kedermawanan anda sendiri. Dengannya anda tetap bisa memprioritaskan apa yang terbaik untuk anda namun dapat menjauhkan anda dari segala bentuk kekikiran.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial