Rabu, 26 Juli 2017

Menghindari 6 Kesalahan Mudik

"Menghindari 6 kesalahan mudik"

Menghindari 6 Kesalahan Mudik
Salah satu ciri khas bulan ampunan dan Idulfitri ialah meningkatnya program silaturahmi dan kumpul-kumpul. Bahkan hingga 10 hari menjelang lebaranpun mampu jadi kita masih mendapatkan permintaan buka puasa bersama. Yah...minimal kita jadi lebih sering ke masjid dan beramah tamah dengan tetangga yang kadang namanya pun kita lupa. Budaya kita memang terkenal memiliki relasi kekerabatan yang cukup dekat. Budaya warisan ini yang diwariskan turun temurun ini bahkan sudah sedemikian mengakarnya. Tidak heran betapapun modernisasi yang membuat orang jaman sekarang semakin individualis, tetap saja program kumpul-kumpul selalu dilakukan orang biar tetap merasa bersahabat dengan lingkunganya dan kerabat dekat. Terutama menjelang lebaran sudah menjadi agenda rutin tahunan untuk berkumpul bersama keluarga besar. Apalagi adanya libur panjang lebaran ditambah Tunjangan Hari Raya mampu menjadi lasan yang sempurna untuk mudik. Tidak heran semangat mudik dari tahun ke tahun tidak pernah surut, meskipun kebanyakan orang harus rela bermacet-macet di jalan.

Mempertahankan Tradisi Mudik

Pada jaman sekarang dimana semakin banyak orang merantau maka program mudik merupakan kesempatan untuk mempertahankan kedekatan terutama antara anak dan orang tua. Karena daerah tinggalnya masing-masing berada di kota yang berjauhan, sehingga sulit untuk saling mengunjungi. Acara mudik juga sering dibarengi tradisi sungkeman, yaitu mencium tangan atau pangkuan orang renta yang dilakukan dengan khusyu sebagi symbol rasa hormat juga diikuti permohonan maaf dari anak kepada orang renta atas banyak sekali kesalahan yang selama ini tidak sengaja dilakukan. Acara mudik juga mampu dijadikan ladang amal, dimana konsep memberi sebagai adegan dari pengelolaan keuangan yang bijak menemukan daerah prakteknya. Sebab mudik sebagai suatu tradisi yang sarat dengan nilai religius, biasanya juga diringi dengan sumbangan amal, hadiah dan sumbangan kepada orang-orang yang kita cintai atau kepada sanak saudara yang membutuhkan di kampung halaman. Kebiasaan ini ialah salah satu cara penggunaan uang yang bijak, dimana kesediaan Anda untuk menyebarkan kegembiraan melalui sumbangan uang atau bahan yang setara akan membentuk sikap yang berkaitan dengan uang biar tidak terlalu terobsesi dengannya. Berbagai manfaat mudik yang positif inilah yang menjadikan tradisi mudik terus dipertahankan

Mudik Bukan Pesta

”Pantang pulang sebelum sukses” kira-kira begitulah semangat para perantau. Makanya begitu ada kesempatan pulang para perantau yang menjadi pemudik ini berusaha tampil maksimal. Repotnya ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit alasannya ialah demi citra sukses orang harus mengada-ngadakan banyak atribut. Mulai dari kendaraan apa yang dibawa, penampilan dari ujung kepala hingga ujung kaki, hingga bagi-bagi  hadiah dan angpau. Kalau sudah begini, mudik nyaris menjadi ajang pesta dimana orang datang tidak hanya bersilaturahmi tetapi juga ajang pameran. Yang pasti setiap kali mudik kita harus menyediakan sejumlah dana yang cukup  untuk membiayai pengeluaran kita disana. Masalahnya bukan hanya transportasi pulang balik yang harus Anda tanggung tapi pengeluaran lain–lainnya menyerupai hadiah, oleh-oleh, rekreasi, makan-makan Dll. Segala hiruk pikuk sukacita mudik seringkali membuat pengeluaran-pengeluaran ini tidak terkontrol. Nah beberapa aliran berikut ini mudah-mudah dapat menginspirasi anda untuk tidak lagi mengalami defisit anggaran belanja lagi gara-gara mudik.

1. Kesempatan Rekreasi. 
Biasanya mudik akan membuat kita bepergian dalam waktu relative lama atau paling tidak selama masa liburan yang diberikan perusahaan. Sebagian orang justru mengambil cuti panjang biar lebih leluasa. Momentum ini dimanafaatkan oleh keluarga untuk sekaligus berekreasi, akhirnya banyak sekali kesempatan pelesir ke banyak sekali daerah wisata pun menjadi agenda aksesori mudik yang tidak boleh dilewatkan.

2. Mengambil dari Gaji. 
Uang habis setelah pulang mudik sepertinya bukan kisah baru, alasannya ialah hampir slalu terulang setiap tahun. Hal ini dialami hampir semua orang, tidak terkecuali Anda. Padahal sudah mendapat Tunjangan Hari Raya (THR), jadi seharusnya ada sejumlah dana khusus yang mampu dianggarkan untuk mudik. Namun kenyataannya uang THR saja tidak cukup, bahkan harus mengambil uang gaji untuk membiayai keperluan mudik. Alhasil habis pulang kampung kita malah hidup pas-pasan dengan sisa dana yang ada hingga gajian berikutnya. Supaya persoalan ini tidak terulang terus menerus, sebaiknya mulai membuat  anggaran mudik khusus terpisah dari anggaran bulanan rumah tangga. Dengan cara ini akan terjadi suatu pembatasan antara ke duanya supaya tidak saling merecoki. Prinsipnya, bayarlah keperluan mudik dari anggaran mudik dan bayar keperluan rutin rumah tangga dari anggaran bulanan rumah tangga.

3. Angpau Yang Bikin Pusing.
 Begitu juga program wajib semacam kunjungan ke beberapa saudara disana, hampir tidak mungkin datang dengan tangan kosong. Anggaran amal, hadiah, sumbangan untuk diberikan kepada sanak saudara di sana. Bisa berupa barang atau uang tunai. Buatlah daftar orang-orang yang akan Anda beri hadiah beserta anggaran masing-masing orang. Pembelian hadiah harus diubahsuaikan dengan anggaran bukan sebaliknya. Pemberian hadiah berupa uang tunai sebaiknya sudah dipisahkan atau sudah dimasukkan ke amplop masing-masing yang sudah diberi nama. Persiapkanlah dari Jakarta, supaya tidak kerepotan disana.

4. Kontan VS Kredit. 
Untuk membayar banyak sekali keperluan beberapa hari ketika mudik maka mau tidak mau kita harus membawa uang tunai yang jumlahnya cukup besar, walaupun tidak praktis tetapi hal ini tidak mampu dihindarkan karena beberapa hal, antara lain  :Kita tidak selalu mampu mengandalkan kartu dan mesin ATM. Walaupun tidak sering tapi hampir semua orang pernah mengalami hambatan ketika akan bertransaksi menggunakan kartu dan mesin ATM, misalnyai mesin ATM sedang tidak mampu berfungsi, kartu ATM tiba-tiba rusak atau hilang dalam perjalanan, lupa nomor PIN ATM, Letak mesin ATM terlalu jauh dari daerah tinggal Tidak semua daerah mendapatkan kartu debet. Pada umumnya kartu debet hanya diterima di pusat-pusat perbelanjaan di kota, untuk pembayaran di rumah makan, beli bensin, beli buah tangan khas kota Anda, bayar tiket ke daerah rekreasi biasanya hanya mendapatkan pembayaran tunai saja.

5. Perlunya Dana Darurat. 
Biaya tak terduga, sediakan sejumlah minimal minimal 10% dari total anggaran mudik Anda. Sedia payung sebelum hujan karena kita tidak pernah tahu apa saja yang akan terjadi selama mudik. Mobil yang mogok dijalan, pesawat yang ditunda keberangkatannya, biaya rekreasi yang membengkak. Intinya bila karena sesuatu hal yang menjadikan pos-pos anggaran mudik lebih dari budgetnya, atau bila ada pengeluaran yang tidak ada dalam anggaran pos-pos mudik, Anda mampu mengambilnya dari pos biaya tak terduga.



Menghindari 6 Kesalahan Mudik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Anonim